Sadewo Tri Lastiono Resmi Pimpin Banyumas 2025-2030: Era Baru Pembangunan Infrastruktur dan Kesejahteraan Dimulai

Libur Bulan Ini

  • Loading...
Banner
Sadewo Tri Lastiono Resmi Pimpin Banyumas 2025-2030: Era Baru Pembangunan Infrastruktur dan Kesejahteraan Dimulai Pasang Disini

Sadewo Tri Lastiono Resmi Pimpin Banyumas 2025-2030: Era Baru Pembangunan Infrastruktur dan Kesejahteraan Dimulai

Kabupaten Banyumas secara resmi memasuki babak baru kepemimpinan. Sadewo Tri Lastiono, seorang politisi senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), telah dilantik menjadi Bupati Banyumas untuk periode 2025-2030. Pelantikan yang berlangsung khidmat ini menandai transisi kekuasaan sekaligus menumbuhkan harapan besar di tengah masyarakat akan adanya percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan. Menggantikan kepemimpinan sebelumnya, Sadewo yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Banyumas periode 2018-2023, kini memegang tampuk pimpinan tertinggi dengan agenda kerja yang fokus pada penyelesaian isu-isu fundamental di daerah.

Dalam pidato pertamanya pasca-pelantikan, Sadewo Tri Lastiono mengajak seluruh elemen masyarakat dan jajaran pemerintahan untuk bersatu padu. Ia menegaskan komitmennya untuk bekerja secara kolaboratif dengan mengusung semangat "Bareng-bareng Mbangun Banyumas". Pendekatan ini dipandang sebagai fondasi utama untuk menghadapi berbagai tantangan kompleks yang ada di depan mata. Sadewo menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan terjebak dalam program seremonial jangka pendek.

"Kami tidak memiliki program 100 hari, sebab membangun Banyumas membutuhkan kerja keras yang berkelanjutan selama lima tahun penuh, bukan sekadar janji-janji awal," ujar Sadewo. "Fokus kita ialah pada program-program yang dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama dalam hal perbaikan infrastruktur, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia."

Pernyataan ini memberikan sinyal kuat bahwa periode kepemimpinannya akan diwarnai oleh kebijakan yang pragmatis dan berorientasi pada hasil nyata, sebuah pendekatan yang telah ia tunjukkan selama berkiprah di dunia politik maupun organisasi sosial.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Sadewo Tri Lastiono: Perpaduan Pengusaha, Teknokrat, dan Politisi

Untuk memahami arah kebijakan yang akan diambil, penting untuk menilik rekam jejak dan latar belakang sang bupati baru. Lahir di Banyumas pada 21 April 1966, Sadewo Tri Lastiono merupakan sosok yang matang dengan pengalaman di tiga dunia berbeda: wirausaha, teknokrasi, dan politik. Kombinasi ini membentuk perspektif kepemimpinan yang unik dan komprehensif.

Latar Belakang Pendidikan yang Kokoh Fondasi intelektual Sadewo terbentuk melalui jenjang pendidikan formal yang ia tempuh dengan serius. Ia memulai pendidikannya di tanah kelahiran, dari SD Negeri Purwokerto Lor 04 (1971-1977), SMP Negeri 3 Purwokerto (1978-1981), hingga SMA Negeri 2 Purwokerto (1981-1984).

Selepas pendidikan menengah, ia melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM). Pilihan jurusannya pun terbilang strategis untuk seorang pemimpin daerah agraris seperti Banyumas. Ia meraih gelar Sarjana (S-1) dari Fakultas Geografi, Jurusan Hidrologi (1984-1990). Latar belakang ini memberinya pemahaman mendalam mengenai manajemen sumber daya air, tata ruang, dan mitigasi bencana alam—isu-isu yang sangat relevan dengan kondisi geografis Banyumas yang dialiri banyak sungai dan memiliki potensi kerawanan bencana.

Tidak berhenti di situ, untuk melengkapi kemampuannya dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan ekonomi, Sadewo menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2) di Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (2021-2022). Gelar ini mempertajam wawasan manajerial dan ekonominya, memberinya bekal untuk merumuskan kebijakan yang efisien dan berbasis data.

Transformasi dari Pengusaha ke Pelayan Publik Sebelum terjun sepenuhnya ke dunia politik, Sadewo merupakan seorang pengusaha sukses. Pada tahun 1990, ia mendirikan dan memimpin TIARA GROUP, sebuah kelompok usaha yang ia kembangkan selama hampir tiga dekade hingga tahun 2018. Pengalamannya membangun bisnis dari nol memberinya pemahaman praktis tentang penciptaan lapangan kerja, manajemen keuangan, dan iklim investasi—pengetahuan yang sangat berharga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Panggilan untuk mengabdi kepada masyarakat yang lebih luas mendorongnya masuk ke arena politik. Karier politiknya dimulai secara formal saat ia terpilih sebagai Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyumas dari fraksi PDI Perjuangan pada periode 2004-2009. Di posisi ini, ia terlibat langsung dalam fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan dan infrastruktur. Pengalaman ini menjadi jembatan penting yang menghubungkan perspektif sektor swasta dengan realitas birokrasi dan pemerintahan.

Rekam Jejak Pengabdian: Fondasi Kuat untuk Memimpin Banyumas

Kepemimpinan Sadewo hari ini tidak terbentuk dalam semalam. Ia telah melalui serangkaian jenjang pengabdian yang panjang, baik di struktur pemerintahan, partai politik, maupun organisasi kemasyarakatan.

Peran Kunci sebagai Wakil Bupati Banyumas (2018-2023) Selama lima tahun menjabat sebagai Wakil Bupati Banyumas mendampingi Bupati Achmad Husein, Sadewo terlibat aktif dalam perumusan dan pelaksanaan berbagai program pembangunan daerah. Ia turut andil dalam upaya penurunan angka kemiskinan, peningkatan kualitas layanan kesehatan dan pendidikan, serta reformasi birokrasi.

Masa jabatannya sebagai orang nomor dua di Banyumas memberinya kesempatan untuk memahami secara mendalam seluk-beluk tantangan pemerintahan, mulai dari keterbatasan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) hingga dinamika sosial di tingkat akar rumput. Pengalaman ini memberinya keunggulan berupa kontinuitas; ia tidak memulai dari nol, melainkan melanjutkan dan menyempurnakan program-program yang telah berjalan sambil membawa gagasan-gagasan baru.

Dedikasi di Ranah Sosial dan Kemanusiaan Di luar jabatan formalnya, nama Sadewo Tri Lastiono sangat lekat dengan dunia kemanusiaan, terutama melalui perannya sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyumas periode 2021-2026. Di bawah kepemimpinannya, PMI Banyumas menunjukkan kinerja yang luar biasa dan diakui secara nasional.

Ia berhasil mentransformasi PMI Banyumas menjadi organisasi yang profesional, responsif, dan berintegritas. Berbagai terobosan dilakukan, mulai dari modernisasi Unit Donor Darah untuk menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas, hingga peningkatan kapasitas relawan untuk kesiapsiagaan bencana. Kinerja impresif ini menjadikan PMI Banyumas sebagai rujukan dan lokasi studi banding bagi pengurus PMI dari berbagai daerah lain di Indonesia.

"PMI adalah garda terdepan dalam aksi sosial. Sinergi antara pemerintah daerah dan PMI harus terus terjalin dengan baik untuk mewujudkan pelayanan kemanusiaan yang optimal," tegasnya dalam sebuah kesempatan saat masih memimpin PMI. Komitmen ini menunjukkan karakter kepemimpinan yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan modal sosial.

Aktivitas organisasinya juga merambah ke berbagai sektor lain, seperti perannya sebagai Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Banyumas, Ketua Badan Kehormatan GAPENSI, hingga keterlibatannya di Lembaga Pengembangan Nahdlatul Ulama (PBNU), yang menunjukkan jaringannya yang luas dan kemampuannya untuk bekerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat.

Visi Banyumas Maju: Prioritas Kerja dan Strategi Anggaran

Menghadapi periode 2025-2030, Sadewo telah memetakan sejumlah prioritas utama yang akan menjadi fokus pemerintahannya. Program-program ini dirancang untuk menjawab keluhan dan kebutuhan paling mendesak dari masyarakat.

1. Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Sadewo menempatkan perbaikan infrastruktur sebagai prioritas tertinggi. Ia menyadari bahwa konektivitas yang baik merupakan urat nadi perekonomian. Beberapa proyek mendesak yang ia sebutkan antara lain perbaikan ruas-ruas jalan kabupaten yang rusak serta rekonstruksi jembatan-jembatan vital yang menghubungkan antar wilayah. "Ada beberapa ruas jalan rusak yang menjadi keluhan utama warga, ini akan kita selesaikan. Termasuk jembatan gantung yang putus di Patikraja, ini menyangkut aksesibilitas masyarakat sehari-hari," paparnya.

Selain itu, pembangunan infrastruktur juga akan diarahkan untuk mendukung sektor unggulan lain, seperti pariwisata. Peningkatan akses menuju destinasi wisata seperti Baturraden dan kawasan potensial lainnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menggerakkan ekonomi kreatif di sekitarnya.

2. Strategi Anggaran yang Realistis Salah satu tantangan terbesar yang diidentifikasi Sadewo adalah keterbatasan fiskal daerah. APBD Kabupaten Banyumas dinilai sangat minim untuk membiayai seluruh kebutuhan pembangunan yang masif. Menghadapi kenyataan ini, ia merancang strategi anggaran yang cerdas dan proaktif.

"Kita harus pandai-pandai berinovasi. Andalan kita adalah dana dari pemerintah provinsi dan pusat," jelasnya. "Bahkan sebelum dilantik, saya sudah mulai menjalin komunikasi dan melobi berbagai kementerian di Jakarta untuk mendapatkan alokasi anggaran bagi program-program prioritas di Banyumas."

Pendekatan "jemput bola" ini dipandang krusial untuk memastikan proyek-proyek strategis dapat berjalan tanpa hanya bergantung pada sumber daya lokal. Di samping itu, pemerintahannya juga akan berupaya keras untuk menggali dan meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang ada secara terukur dan tidak memberatkan masyarakat.

3. Peningkatan Kualitas Hidup dan SDM Program pembangunan Sadewo tidak hanya berfokus pada beton dan aspal. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi pilar penting lainnya. Kabupaten Banyumas saat ini berada dalam periode bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Momen ini harus dimanfaatkan secara optimal.

Kebijakan di bidang pendidikan akan diarahkan pada peningkatan akses dan mutu, sementara di bidang kesehatan, fokusnya ialah pada layanan promotif dan preventif. Selain itu, program-program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan digalakkan untuk menekan angka pengangguran dan memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan.

Menjawab Tantangan Strategis Banyumas ke Depan

Perjalanan Sadewo Tri Lastiono dalam memimpin Banyumas tidak akan mulus. Berdasarkan dokumen perencanaan daerah dan analisis para ahli, beberapa tantangan strategis sudah menanti untuk segera diatasi.

Ketahanan Pangan

Adanya tren penyusutan lahan sawah akibat alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi ketersediaan pangan di masa depan. Diperlukan kebijakan tata ruang yang ketat dan program intensifikasi pertanian untuk menjaga agar Banyumas tidak mengalami defisit pangan. Latar belakang Sadewo di bidang hidrologi diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam pengelolaan irigasi dan sumber daya air untuk pertanian.

Pengelolaan Lingkungan

Isu pengelolaan sampah, terutama sampah spesifik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Diperlukan investasi pada sarana dan prasarana pengolahan sampah modern serta edukasi yang masif kepada masyarakat.

Daya Saing Ekonomi

Di tengah persaingan antar-daerah yang semakin ketat, Banyumas perlu memaksimalkan sektor-sektor unggulannya, terutama pariwisata dan industri pengolahan hasil pertanian. Peningkatan daya saing ini menuntut adanya iklim investasi yang kondusif, infrastruktur yang andal, dan SDM yang terampil.

Dengan pengalaman yang komprehensif, jaringan yang luas, serta visi yang jelas dan pragmatis, kepemimpinan Sadewo Tri Lastiono membawa optimisme baru. Keberhasilannya akan sangat bergantung pada kemampuannya mengeksekusi program-program prioritas, menjaga soliditas birokrasi, dan yang terpenting, mewujudkan semangat "Bareng-bareng Mbangun Banyumas" menjadi sebuah gerakan kolektif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Lima tahun ke depan akan menjadi pembuktian nyata dari era baru yang telah dijanjikan.